Selamat Datang

inisiasi, intuisi, inspirasi

Selamat Datang

inisiasi, intuisi, inspirasi

Selamat Datang

inisiasi, intuisi, inspirasi

Selamat Datang

inisiasi, intuisi, inspirasi

Selamat Datang

inisiasi, intuisi, inspirasi

Minggu, 07 Desember 2014

Inspirasi Usaha

ANALISIS USAHA MERAIH KESUKSESAN DAN ANALISIS GAYA BELAJAR
Orang – orang yang memiliki mindset pemenang, mereka ingin sukses dalam kondisi apa pun. Sukses seringkali dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebaik mungkin untuk menghasilkan sesuatu yang dahsyat dan luar biasa (Prayoga, 2013). Kesuksesan seseorang sangat dipengaruhi oleh pribadi itu sendiri. Apabila seseorang itu dapat melihat potensi dalam dirinya dan berusaha keras mengembangkan potensi itu, niscaya kesuksesan akan datang dalam kehidupannya. Salah satu upaya untuk menggali potensi diri adalah dengan melakukan analisis usaha meraih kesuksesan. Ketika seseorang mengenali pribadinya secara lebih mendalam maka salah satu pintu kesuksesan sudah terbuka untuknya.
Sukses dapat dikategorikan  bermacam-macam tergantung persepsi pribadi masing-masing, seperti sukses materi, sukses spritual, sukses relasi, dan sukses akademik. Salah satu kriteria kesuksesan seorang mahasiswa adalah ketika dirinya sukses dalam bidang akademik. Kesuksesan akademik ini tolok ukur yang dapat dilihat adalah tingginya nilai Indeks Prestasi Komulatif. Kesuksesan akademik ini terkait dengan kecenderungan gaya belajar mahasiswa. Dalam suatu penelitian oleh Honey dan Mumford  cit. Budiningsih (2004), menggolongkan orang yang belajar kedalam empat macam golongan, yaitu kelompok aktivis, golongan reflector, kelompok teoris dan golongan pragmatis. Adapun penjabarannya sebagai berikut .
a. Kelompok Aktivis
Orang-orang yang tergolong dalam kelompok aktivis adalah mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Orang-orang tipe ini mudah untuk diajak berdialog, memiliki pemikiran terbuka, menghargai pendapat orang lain dan mudah percaya. Namun dalam melakukan tindakan sering kali kurang mempertimbangkan secara matang dan lebih banyak didorong oleh kesenangannya untuk melibatkan diri. Dalam kegiatan belajar, orang-orang demikian senang pada hal-hal yang sifatnya penemuan-penemuan baru, seperti pemikiran baru, pengalaman baru. Namun mereka cepat bosan dengan kegiatan-kegiatan yang implementasinya memakan waktu lama.
b. Kelompok Reflector
Mereka yang termasuk kelompok ini kecendrungan berlawanan dengan kelompok Aktivis. Dalam melakukan tindakan, orang-orang tipe reflector sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan. Pertimbangan baik-buruk, untung-rugi, selalu diperhitungkan dengan cermat dalam memutuskan sesuatu. Orang-orang demikian tidak mudah dipengaruhi, sehingga cenderung bersifat konservatif.
c. Kelompok Teoris
Orang-orang tipe theorist memiliki kecenderungan yang sangat kritis. Mereka suka menganalisis, berpikir rasional dengan menggunakan penalarannya. Segala sesuatu dikembalikan kepada teori dan konsep-konsep atau hukum-hukum. Mereka tidak menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya subjektif. Dalam melakukan memutuskan sesuatu kelompok teoris penuh dengan pertimbangan, sangat skeptif dan tidak menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif.
d. Kelompok Pragmatis

Orang-orang tipe pragmatis memiliki sifat-sifat yang praktis. Mereka tidak suka berpanjang lebar dengan teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil dan sebagainya. Bagi mereka yang penting adalah aspek-aspek praktis. Sesuatu hanya bermanfaat jika dipraktikkan. Bagi mereka, sesuatu adalah baik dan berguna jika dapat dipraktekkan dan bermanfaat dalam kehidupan.
Termasuk di kelompok manakah Anda?  Dimanakah Anda berada, hanya Andalah  yang paling  tahu.
Sumber : 
Budiningsih , C. Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rinika Cipta, Yogyakarta.
Prayoga, D. Eka. 2013. 7 Langkah Dahsyat Menggenggam Masa Depan. Media Pressindo,         Yogyakarta.
sumber juga dikutp dari sumber lain yang disederhanakan.
su   

Inspirasi Filosofi Bt

Mekanisme Kerja  Bacillus thuringiensis (Bt)

    Deskripsi      
   Bacillus thuringiensis(Bt), merupakan famili bakteri yang memproduksi kristal protein di inclusion body-nya pada saat ia bersporulasi. Bioinsektisida Bt merupakan 90-95% dari bioinsektisida yang dikomersialkan untuk dipakai oleh petani di berbagai negara. Dengan kemajuan teknologi, gen insektisida Bt ini telah dapat diisolasi dan diklon sehingga membuka kemungkinan untuk diintroduksikan ke dalam tanaman. Tanaman yang mengekspresikan gen Bt ini dikenal dengan sebutan tanaman transgenik Bt. Tanaman transgenik Bt pertama kali dikomersialkan pada tahun 1995/1996 dan sejak itu luas pertanaman ini meningkat. Bacillus thuringiensis merupakan bakteri gram positif berbentuk batang. Jika nutrien di mana dia hidup sangat kaya, maka bakteri ini hanya tumbuh pada fase vegetatif, namun bila suplai makanannya menurun maka akan membentuk spora dorman yang mengandung satu atau lebih jenis kristal protein. Kristal ini mengandung protein yang disebut  δ-endotoksin, yang bersifat lethal jika dimakan oleh serangga yang peka (James, 2000).

      Mekanisme Kerja Bacillus thuringiensis

Bacillus thuringiensis adalah bakteri aerob yang tersebar di banyak habitat tanah, membentuk spora dan menghasilkan toksin yang dapat membunuh serangga target, yaitu toksin-α, toksin-β, eksotoksin-δ, dan endotoksin-δ. Toksin-toksin tersebut dapat diperoleh dalam bentuk kristal. Toksin Bacillus thuringiensis dikode oleh gen cry  yang ada pada plasmid yang ada di dalam sel bakteri tersebut. Toksin yang dihasilkan oleh Bacillus thuringiensis berupa kristal parasporal yang masih berupa protoksin yang belum aktif. Pada waktu toksin itu dimakan oleh serangga yang rentan, maka protoksin tersebut akan terlarut dalam sistem pencernaan serangga yang bereaksi alkaline dan mengalami pemrosesan oleh enzim protease yang ada di pencernaan serangga. Toksin yang sudah diaktifkan akan menembus matriks peritrophik dan menempel pada suatu reseptor yang sangat spesifik. Toksin tersebut lalu menginduksi pembentukan pori-pori litik pada membran epitel. Pembentukan pori-pori tersebut menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan konsentrasi ion sehingga terjadi lisis sel , pengurangan makan oleh larva dan akhirnya terjadi kematian larva. Sisa- sisa tubuh serangga yang mati tersebut dapat digunakan sebagai substrat untuk pertumbuhan Bacillus thuringiensis  dari sporanya. Bakteri yang tumbuh kemudian membentuk spora lagi dan melepaskannya ke alam/tanah sehingga dapat mengulangi siklus pertumbuhannya (Yuwono, 2012).


DAFTAR PUSTAKA

James, C. 2000. Global Review Of Commercial Transgenic Crops: 2000. ISAAA:             Ithaca, New York.

Alamprabu, Djayawarman. 2013. GMO, Makhluk Perfect Tak Berarti Sempurna .             <http://ditjenbun.pertanian.go.id/>. Diakses tanggal 2 Juni 2014.


Yuwono, Triwibowo. 2012. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press,         Yogyakarta.